28 Mei 2010
ABSTRAK
Musik memang kombinasi antara nada dan lirik. Jika perpaduannya indah maka menjadi lagu yang sangat berkualitas. Ternyata bermusik tidak hanya membutuhkan kemampuan dalam memahami ketepatan tempo, nada, dan iramanya saja. Penghayatan lirik lagu yang ditulis oleh penulisnya juga sangat diperlukan. Tidak hanya itu, penulis perlu memperhatikan kandungan makna dari lirik yang dibuat dan keterkaitan dengan makna tekstual dan kontekstual. Adanya makna tekstual dan kontekstual dalam lirik lagu menjadi daya tarik tersendiri untuk menikmati lagu tersebut. Coba kita perhatikan lagu-lagu karya Ada Band terutama dalam lagu ”Armada Masa Depan”. Lagu tersebut adalah salah satu contoh lirik lagu yang memiliki makna tekstual dan kontekstual.
Key Words : lirik lagu “Armada Masa Depan”, Adaband, tekstual dan kontekstual.
A. PENDAHULUAN
Dalam mengeskpresikan situasi emosional yang dirasakan, manusia berusaha melalui berbagai cara. Bermain musik adalah salah satunya.
Dalam bermusik, kemampuan untuk menentukan tempo, cepat lambat dan tinggi rendah nada, menjadi bagian yang penting. Tanpa memiliki kemampuan untuk memperhitungkan hal tersebut, kemampuan seseorang dalam bermusik dapat dikatakan kurang.
Bermusik tidak hanya mengetahui tentang berbagai seluk beluk tentang tempo, nada, dan irama, tetapi penghayatan terhadap lirik lagu menjadi bagain yang tidak dapat terpisahkan. Kemampuan dalam menentukan nada, irama, dan nada, serta penghayatan terhadap lirik lagu, menjadikan kemampuan bermusik seseorang akan lebih baik.
Wijono (dalam Kurniawan, 2008:1) mengatakan bahwa lagu memiliki berbagai macam fungsi. Mayoritas lagu-lagu modern adalah sebuah lagu popoler, yang memiliki fungsi untuk menghibur. Lagu-lagu hiburan adalah lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan pada acara tak resmi kenegaraan atau kedinasan, misalnya lagu-lagu pop, dangdut, keroncong, campur sari.
Sehubungan dengan hal tersebut, di bawah ini akan dianalisis sebuah lirik lagu pop. Wacana yang akan dianalisis dalam makalah ini adalah lirik lagu “Armada Masa Depan” karya Ada Band yang dikategorikan sebagai wacana estetik yang dianalisis dari segi tekstual dan kontekstual. Alasan memilih lagu tersebut yaitu karena merupakan lagu baru yang sedang tren dan memiliki keunikan tersendiri serta dipopulerkan oleh grup band terkenal.
B. SEKILAS TENTANG ADABAND
§ Sekilas Tentang Adaband
ADA Band adalah sebuah grup musik pop yang kini beranggotakan Donnie Sibarani (vokalis), Krishna Balagita (keyboard), Marshal (gitaris) dan Dika Satjadibrata (bassis). Grup ini melejit lewat lagu Masih, Langit Tujuh Bidadari dan Karena Wanita (Ingin Dimengerti). Lagu-lagu mereka dominan mengangkat tema-tema cinta. Sehingga ADA Band dianggap sebagai salah satu grup musik melankolis.
Ada Band terbentuk pada tahun 1996, dengan anggota Ibrahim Imran (Baim) pada gitar & vokal, Iso Eddy Himawarso (Iso) pada keyboard & backing vocal, Elif Ritonga (E'el) pada drum, dan Krishna Balagita (Krishna) pada keyboard/piano. Pada tahun 1997, ADA Band merilis album pertama dengan judul "Seharusnya". Lagu "Seharusnya" menjadi andalan dalam album perdana mereka.
Mereka merilis album kedua, setelah vakum selama 2,5 tahun, berjudul "PerADAban 2000" di bulan Juli 1999. Lagu di album ini antara lain lagu “Oughh...!!!”, “Bilakah?”, dan “Tinggalkanlah Cinta”. Setelah album kedua, Iso dan E'el hengkang dari ADA Band.
Rama Yaya Muktio kemudian bergabung sebagai drumer menggantikan E'el. Mereka merilis album ketiga di bulan Maret 2001 berjudul "Tiara". Lagu yang terdapat dalam album ini antara lain “Tiara”, “1000 Bayang”, “Salahkah?”, dan “Belenggu & Cinta”. Bulan Desember 2001, Baim menyusul Iso dan E'el hengkang dari ADA Band.
Setelah dua tahun vakum, awal tahun 2003, ADA Band kembali menggebrak dengan formasi Krishna Balagita pada keyboard/piano, Suriandika Satjadibrata pada bass & backing vocal, Rama Yaya Moektio pada drum, Marshal Surya Rahman pada gitar, Donnie Sibarani pada vokal. Dengan formasi ini, ADA Band merilis album "Metamorphosis", dengan lagu unggulan antara lain “Masih (Sahabatku Kekasihku)”, “Seberkas Kisah Lalu”, & “Manja”. ADA Band juga mendapat pengakuan atas kebangkitan mereka dengan muncul diberbagai ajang penghargaan musik, di antaranya dinominasikan dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2003 (dalam 4 kategori) sampai dengan Clear Top 10 Awards 2003 (dalam 3 kategori). Selain formasi baru, album ini juga berada di bawah label yang baru yaitu EMI Music Indonesia.
Untuk penutup tahun 2003, ADA Band mengumpulkan semua album ADA Band yang lama dalam sebuah album bertajuk The Best Of ADA Band – Discography. Album ini berisikan lagu-lagu yang membawa ADA Band menjadi terkenal seperti saat ini.12 (dua belas) lagu menghiasi album ini, termasuk 2 (dua) lagu romantis khas ADA Band.
Awal 2004, Rama terkena musibah, mobilnya menabrak dan dirinya luka parah. Kondisi tubuhnya yang tidak memungkinkan, akhirnya membuat Rama juga harus hengkang dari ADA Band. Sepeninggal Rama, ADA Band terpaksa berjalan walau hanya dengan 4 personel. Dibantu beberapa Additional Musicians, pada 2004 ADA Band merilis "Heaven of Love", dan "Romantic Rhapsody" pada awal 2006, serta "Cinema Story" pada pertengahan 2007.
Dalam album "Heaven of Love" terdapat 12 lagu baru. Donnie berduet dengan Gita Gutawa, putri musisi Erwin Gutawa dalam lagu "Yang Terbaik Bagimu". Sedangkan lagu "Manusia Bodoh" terpilih menjadi single pertama album ini. Video klip "Manusia Bodoh" telah digarap dengan apik oleh Eugine Panji dibawah bendera Human Plus Production. Heaven of Love berhasil mencatat angka penjualan lebih dari 300 ribu kopi dalam waktu
Album "Romantic Rhapsody" berisi 12 lagu yang masih bertemakan cinta. Album ini didukung penuh oleh PT. Softex
Di album "Cinema Story", Ada Band menyuguhkan 12 lagu, 6 di antaranya merupakan lagu terbaru mereka yang dibuat berdasarkan skrip skenario dari film terbaru Multivision Pictures (MVP) yang berjudul “Selamanya”. Lagu 'Nyawa Hidupku' dan 'Akal Sehat' dijadikan single andalan mereka di album ini.
Album terbaru Ada Band di tahun 2008 ini berjudul "Harmonius". Berisi 11 lagu baru dengan hits single "Baiknya". Tapi pada album terbaru ini, lagi-lagi Ada Band harus kehilangan satu personil lagi yaitu Khrisna Balagita. Walaupun Ada Band tetap menyajikan lagu-lagu romantis, rasanya masih ada yang kurang sepeninggal Khrisna dari Ada Band. Sepeninggal Krishna, Ada Band, sudah tidak lagi beranggotakan para personel pendirinya.
§ Sekilas Tentang Lagu “Armada Masa Depan”
Lagu ”Armada Masa Depan” merupakan salah satu lagu yang terangkum dalam album HARMONIUS yang dirilis pada tahun 2008. Lirik lagu “Armada Masa Depan” adalah sebagai berikut (disertakan penomoran untuk mempermudah analisis ):
1. Indah persahabatan
2. Tak pernah hilang di memori ini
3. Tertawa bersama
4. Meski selalu diiringi oleh kesedihan penuh warna
5. Bila tlah dewasa
6. Terkadang kita kekanak-kanakan selalu berhayal
7. Namun melangkah dengan cita-cita yang mulia
8. Anugerah sang kuasa
9. Kitalah armada masa depan
10. Yang akan mengukir dunia
11. Raih semua bintang
12. Dan tebarkan sinarnya terangi semesta
13. Takkan dipungikiri nanti kita akan menjadi tua
14. Jangan dibiarkan
15. Bergulirnya waktu hanyalah pemakan usia
16. Tak jelas tujuannya
17. Hempaskan ragu dan kegalauan
18. Gapailah semua angan mimpimu
19. Cerianya hari bila tercipta
20. Mahakarya anak manusia
C. KAJIAN TEORI
Kridalaksana (2001) menyatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hirearki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Henry Guntur Tarigan (dalam Setiawan, 2006:2) mengatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.
Di sisi lain, analisis wacana menurut Stubbs (dalam Setiawan, 2006:3) ialah suatu usaha untuk mengkaji organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dan oleh karena itu, analisis wacana merupakan studi yang lebih luas daripada unit-unit linguistik, yakni kajian pertukaran percakapan dan kajian teks-teks yang tertulis.
Jadi bisa disimpulkan bahwa analisis wacana adalah suatu kegiatan untuk mengkaji suatu satuan bahasa yang terlengkap untuk menghasilkan pengertian yang mendalam.
Menurut Sumarlam dkk dalam bukunya yang berjudul Analisis Wacana, jenis-jenis analisis wacana ada dua yaitu :
1. Analisis Wacana Tekstual yaitu analisis yang memandang bahwa sebuah wacana terdiri atas bentuk dan makna, maka hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi.
Teks dapat dipahami sebagai suatu rangkaian pernyataan bahasa secara terstruktur. Lirik lagu merupakan sebuah teks karena di dalam lagu tersebut terdapat rangkaian pernyataan bahasa, secara konkret berupa untaian kata-kata dan baris-baris kalimat yang disusun oleh pencipta lgu tersebut. Dengan demikian yang dimaksud dengan analisis tekstual adalah analisis wacana yang bertumpu secara internal pada teks yang dikaji, yaitu berupa lirik lagu tersebut (Sumarlam, 2004 : 87).
Analisis tekstual lirik lagu meliputi analisis aspek gramatikal dan aspek leksikal. Analisis aspek gramatikal terdiri dari :
a. Pengacuan (referensi)
Pengacuan atau referensi merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau suatu referen) yang mendahului atau mengikutinya. Jenis-jenis pengacuan antara lain persona, demonstratif, dan komparatif. Pengacuan demonstratif meliputi pengacuan demonstratif waktu (temporal) dan pengacuan demonstratif tempat (lokasional).
b. Penyulihan (Substitusi)
Penyulihan atau substitusi merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebutkan) dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Substitusi semacam itu dalam wacana (lirik lagu) dapat berfungsi untuk (1) menghadirkan variasi bentuk, artinya antara unsur terganti dengan unsur penggantinya berbeda bentuk satuan lingualnya tetapi tetap mengacu pada referen yang sama; dan karena bentuknya berbeda maka substitusi juga berfungsi untuk (2) menciptakan dinamisasi narasi dan (3) menghilangkan kemonotonan.
c. Pelesapan (Elipsis)
Pelesapan atau elipsis merupakan penghilangan satuan lingual tertentu, sering terdapat dalam lirik lagu. Pelesapan dalam lirik lagu tentu bukan tanpa tujuan. Dalam hal ini, pencipta melakukan pelesapan beberapa unsur dalam lirik lagu itu dengan tujuan untuk menghasilkan kalimat (baris lagu) yang efektif; atau dengan kata lain demi efektivitas kalimat maka pelesapan itu dilakukan. Dengan kalimat yang efektif maka akan terjadi efisiensi dalam pemakaian bahasa pada lagu, artinya dengan kata-kata yang terbatas namun dapat mengungkapkan makna dan maksud yang diinginkan.
Kepaduan wacana lirik lagu selain didukung oleh aspek gramatikal atau kohesi gramatikal juga didukung oleh aspek leksikal atau kohesi leksikal. Kohesi leksikal dalam wacana dapat dibedakan menjadi enam macam, yaitu repetisi (pengulangan), sinonimi ( padan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), antonimi (lawan kata, oposisi kata), dan ekuivalensi ( kesepadanan bentuk). Dari keenam piranti kohesi leksikal itu, tentu tidak semuanya dimanfaatkan oleh pencipta lagu dalam lagu ciptaannya.
2. Analisis Wacana Kontekstual yaitu analisis wacana yang mengkaji tentang aspek-aspek internal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana.
Analisis kontekstual adalah analisis wacana dengan bertumpu pada teks yang dikaji berdasarkan konteks eksternal yang melingkupinya, baik konteks situasi maupun konteks kultural. Pemahaman konteks situasi dan konteks kultural dalam wacana dapat dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai prinsip penafsiran dan prinsip analogi. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
· Prinsip penafsiran personal
Prinsip penafsiran personal berkaitan dengan siapa yang menjadi partisipan di dalam suatu wacana. Dalam hal ini, siapa penutur dan siapa mitra tutur sangat menentukan makna sebuah tuturan. Halliday dan Hasan (dalam Sumarlam, 2004: 98) menyebut penutur dan mitra tutur atau partisipan dengan istilah “pelibat wacana”. Pelibat wacana biasanya menunjuk pada orang-orang yang berperan dalam wacana, kedudukannya, jenis hubungan perannya, ciri fisik dan non-fisik, serta emosi penutur dan mitra tutur.
· Prinsip penafsiran lokasional
Prinsip ini berkaitan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi (keadaan, peristiwa, dan proses) dalam rangka memahami wacana.
· Prinsip penafsiran temporal
Prinsip penafsiran temporal berkaitan dengan pemahaman mengenai waktu. Berdasarkan konteksnya dapat menafsirkan kapan atau berapa lama waktu terjadinya situasi (peristiwa, keadaan, proses).
· Prinsip analogi
Pemahaman wacana lirik lagu melalui berbagai prinsip penafsiran dan analogi tentu saja perlu mempertimbangkan faktor-faktor penting yang melatarbelakangi terciptanya lagu tersebut, baik faktor sosial, situasional, kultural, maupun faktor pengetahuan tentang dunia (knowledge of world).
D. HASIL ANALISIS
1. Analisis Tekstual Lirik Lagu “Armada Masa Depan”
Analisis tekstual lirik lagu “Armada Masa Depan” meliputi analisis aspek gramatikal dan aspek leksikal. Analisis aspek gramatikal terdiri dari:
a. Pengacuan (Referensi)
Terdapat dua jenis pengacuan pada lirik lagu “Armada Masa Depan”. Yaitu pengacuan persona dan demonstratif. Pada lirik lagu tersebut ditemukan dua pronomina persona, yaitu (1) pronomina pertama jamak dengan bentuk bebas kita seperti tampak pada kutipan :
(1) Terkadang kita kekanak-kanakan selalu berhayal (6)
(2) Kitalah armada masa depan (9)
(3) Takkan dipungikiri nanti kita akan menjadi tua(13)
Dan ada (2) pronomina persona kedua tunggal bentuk terikat lekat kanan –mu seperti tampak pada kutipan :
(4) Gapailah semua angan mimpimu (18)
Pronomina persona pertama jamak kita pada kutipan (1) – (3) termasuk jenis pengacuan eksoforis karena unsur yang diacu berada di luar teks, yaitu Ada Band sebagai pencipta lagu. Sementara itu, pronomina persona kedua tunggal –mu pada kutipan (4) termasuk jenis pengacuan endoforis karena unsur yang diacu berada di dalam teks. Pronomina persona kedua tunggal terikat lekat kanan –mu pada ‘mimpimu’ (baris 18) mengacu secara anaforis karena satuan lingual tersebut mengacu pada unsur yang berada di sebelah kiri, atau mengacu pada anteseden yang telah disebutkan sebelumnya, walaupun secara eksplisit.
Selain itu, ada pula pengacuan demonstratif tempat (lokasional) dan waktu (temporal). Pengacuan demonstratif tempat dalam lairik lagu ini dinyatakan dengan satuan lingual ‘memori’ dan ‘semesta’ (pada baris 2 dan 12) yang menunjuk tempat secara eksplisit seperti tampak pada kutipan berikut :
(5) Tak pernah hilang di memori ini (2)
(6) Dan tebarkan sinarnya terangi semesta (12)
Dan pengacuan demonstratif waktu dalam lirik lagu ini hanya terdapat satu jenis saja, yaitu pengacuan demonstratif waktu yang akan datang yang diungkapkan melalui kata ‘nanti’ seperti tampak pada kutipan berikut :
(7) Takkan dipungikiri nanti kita akan menjadi tua (13)
b. Penyulihan (Substitusi)
Dalam lirik lagu “Armada Masa Depan” dari Ada Band tersebut terdapat juga penyulihan sebagai alat kohesi gramatikal, yakni penyulihan satuan lingual “dewasa” dengan “tua”. Penyulihan ini hanya terjadi satu kali seperti tampak pada kutipan berikut.
(8) Bila tlah dewasa (5)
(9) Takkan dipungikiri nanti kita akan menjadi tua (13)
Selain yang sudah disebut di atas, juga masih ada pula substitusi antara kata ”dunia” dengan ”semesta” yang tampak pada kutipan beriku.
(10) Yang akan mengukir dunia (10)
(11) Dan tebarkan sinarnya terangi semesta (12)
Substitusi sebagai pendukung kepaduan wacana lagu ini cukup baik dimanfaatkan oleh penciptanya.
c. Pelesapan (Elipsis)
Pelesapan dalam lagu tersebut dapat ditemukan pada kutipan :
(12a) Indah persahabatan (1)
(12b) Indah persahabatan kita
(13a) Tertawa bersama (3)
(13b) kita Tertawa bersama
(14a) Anugerah sang kuasa (8)
(14b) Itu semua Anugerah sang kuasa
(15a) Raih semua bintang (11)
(15b) Marilah me-Raih semua bintang
Tampak pada kutipan di atas, pronomina persona pertama jamak bentuk bebas kita yang berfungsi sebagai objek dilesapkan pada (12a), dan sebagai subjek dilesapkan pada (13a). dengan demikian, kalimat (12b) dan (13b) merupakan kalimat-kalimat yang unsur-unsurnya lebih lengkap daripada (12a) dan (13a) karena unsur-unsurnya tidak dilesapkan. Selanjutnya pada kutipan (14a) dan (15a) merupakan kalimat yang terdapat unsur yang dilesapkan, sedangkan kalimat pada (14b) dan (15b) merupakan kalimat lengkap tanpa pelesapan.
Sedangkan analisis aspek leksikal yang dapat ditemukan yaitu sebagai berikut.
a. Sinonimi (Padan Kata)
Salah satu aspek leksikal yang dimanfaatkan untuk mendukung kepaduan wacana adalah sinonimi atau padan kata. Sinonimi ini berdasarkan satuan lingualnya dapat dirinci menjadi
(16) Bila tlah dewasa (5)
(17) Takkan dipungikiri nanti kita akan menjadi tua (13)
(18) Yang akan mengukir dunia (10)
(19) Dan tebarkan sinarnya terangi semesta (12)
Pada kutipan (16) dan (17) terdapat sinonimi antara kata dewasa dengan tua. Lalu pada kutipan (18) dan (19) terdapat sinonimi antara kata dunia dengan semesta. Pemanfaatan kata-kata yang bersinonimi dalam sebuah lagu dapat berfungsi untuk menjalin hubungan makna yang sepadan antara kata yang satu dengan kata yang lainnya, dan dengan demikian juga mendukung kepaduan wacana.
b. Kolokasi (Sanding Kata)
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara berdampingan. Kata-kata yang berkolokasi adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam suatu ranah tertentu untuk mendukung suatu tema tertentu. Mengingat lagu “Armada Masa Depan” bertema semangat para remaja, makna kata-kata yang dipilih dan dipakai secara berdampingan untuk mendukung tema itu pun juga kata-kata yang bermakna sejalan dengan tema lagunya.
Kata-kata yang saling berkolokasi dan mendukung kepaduan wacana lagu tersebut adalah kata cita-cita, armada, raih, gapailah, dan mahakarya. Beberapa baris lagu yang di dalamnya terdapat kata-kata yang berkolokasi itu tampak pada kutipan berikut.
(20) Namun melangkah dengan cita-cita yang mulia (7)
(21) Kitalah armada masa depan (9)
(22) Raih semua bintang (11)
(23) Gapailah semua angan mimpimu (18)
(24) Mahakarya anak manusia (20)
c. Hiponimi (Hubungan Atas-Bawah)
Hiponimi merupakan satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual lain. Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa unsur atau satuan lingual lain yang berhiponim disebut “hipernim”.
Hiponimi dalam lagu “Armada Masa Depan” tampak pada kata dunia, bintang dan semesta sebagai anggota hiponim berada di bawah cakupan “ruang angkasa”. Selain itu, kata kesedihan, kegalauan, ragu, dan cerianya merupakan hiponim berada di bawah cakupan “perasaan” yang dapat ditemukan pada lirik lagu tersebut. Pemanfaatan kata-kata yang berhiponim dalam lirik lagu pun dapat mendukung kepaduan sebuah wacana.
2. Analisis Kontekstual Lirik Lagu “Armada Masa Depan”
a. Prinsip penafsiran personal
Untuk mengetahui pelibat wacana dalam lagu tersebut, mari kita simak kembali empat lirik lagu tersebut pada kutipan berikut.
(25) Kitalah armada masa depan (9)
(26) Yang akan mengukir dunia (10)
(27) Raih semua bintang (11)
(28) Dan tebarkan sinarnya terangi semesta (12)
Berdasarkan aspek gramatikalnya, khususnya referensi pronomina persona, mudah diketahui bahwa pelibat wacana dalam lirik lagu “Armada Masa Depan” adalah persona pertama jamak kita. Unsur (seseorang atau nama orang) yang diacu oleh pronomina persona kita tidak dapat ditemukan di dalam lagu tersebut karena sifat acuannya yang eksoforis. Kita dalam lagu tersebut sekurang-kurangnya mempunyai tafsiran antara pengarang lagu, penyanyi lagu itu dan pendengar lagu tersebut. Kemungkinan tafsiran tersebut bisa saja benar namun tingkat kespesifikannya berbeda dengan pendapat orang lain.
Seorang pencipta lagu di dalam mengarang sebuah lagu tentu dilatarbelakangi oleh faktor-faktor yang mendorong diciptakannya lagu tersebut. Dengan demikian, ada lagu yang menggambarkan suatu keadaan tertentu yang dialami oleh seseorang, peristiwa tertentu yang sudah terjadi, proses dan aktivitas yang sedang berlangsung.
Dalam hal ini, lagu “Armada Masa Depan” menceritakan tentang keadaan remaja masa kini. Semangat yang menggebu bahwa kita semua adalah generasi bangsa yang harus senantiasa berprestasi dan mewujudkan cita-cita. Kerjasama dalam persahabatan yang luar biasa sehingga diharapkan dapat menciptakan sebuah mahakarya yang mampu mengubah dunia.
b. Prinsip penafsiran lokasional
Pronomina demontratif seperti dunia dan semesta pada baris (10) dan (11) secara eksplisit mengacu pada tempat. Sementara itu, tempat atau lokasi yang benar-benar mengacu pada tempat terjadinya situasi lagu itu secara keseluruhan tidak muncul pada lirik lagu tersebut. Walaupun demikian, secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa lokasi penciptaan lagu ini meliputi khayalan seluruh dunia atau semesta alam.
c. Prinsip penafsiran temporal
Pada baris ke (5) dan (13) lagu “Armada Masa Depan” terdapat pronomina demonstratif waktu masa akan datang. Untuk lebih jelasnya lihat kutipan berikut.
(29) Bila tlah dewasa (5)
(30) Takkan dipungkiri nanti kita akan menjadi tua (13)
Pronomina tersebut tidak tampak secara jelas kapan akan terjadinya peristiwa itu. Jika dilihat konteksnya lagu itu dipopulerkan pada tahun 2008. Sehingga bisa dilihat bahwa waktu situasional lagu tersebut adalah mulai tahun 2008 sampai masa yang akan datang.
3. Bahasa dalam Lirik Lagu “Armada Masa Depan”
Selain lagunya yang enak didengar, daya tarik lirik lagu “Armada Masa Depan” terletak pada diksi atau pilihan kata-katanya yang sangat mempesona, penuh semangat dan harmonis. Selain itu, lirik lagu tersebut juga dihiasi dengan ungkapan-ungkapan bermakna kias, seperti metafora dan personifikasi.
a. Pilihan Kata
Pilihan kata yang mempesona dalam lagu ini antara lain didukung oleh keindahan bunyi kata-kata terpilih yang ditata secara harmonis, misalnya, tampak pada kutipan :
(31) Bila tlah dewasa (5)
(32) Jangan dibiarkan (17)
(33) Mahakarya anak manusia (20)
Keindahan baris lagu tersebut terletak pada persamaan bunyi pada kata yang digaris bawah.
b. Metafora
Metafora merupakan kreasi bahasa. Daya kreatif itu sering dimanfaatkan oleh pengarang untuk mengekspresikan maksud, gagasan, perasaan, atau imajinasinya. Metafora sering digunakan dalam lawak, humor, iklan, dan karya sastra. Puisi termasuk di dalamnya lagu, juga banyak menggunakan tuturan bermakna metaforis. Tuturan metaforis akan membawa pembaca pada kesegaran pengungkapan dan menghilangkan kemonotonan. Tuturan itu dapat membangkitkan daya bayang pembaca/pendengar.
Dasar penciptaan metafora adalah keserupaan atau kemiripan antara dua hal atau dua referan, yaitu kemiripan objektif atau konkret dan kemiripan emotif atau perseptual. Pemanfaatan gaya bahasa metafora dalam lagu “Armada Mada Depan” tampak dalam kutipan berikut.
(34) Yang akan mengukir dunia (10)
(35) Raih semua bintang (11)
Pada kutipan (34) terdapat pemakaian metafora, yaitu dunia. Dalam hal ini terdapat kemiripan antara dua hal, yaitu dunia yang berdimensi abstrak disamakan dengan sesuatu yang konkret seperti seperti halnya sebuah benda yang dapat digunakan untuk diukir.
Ungkapan bermakna metaforis juga terdapat pada kutipan (35) yaitu bintang yang berdimensi abstrak disamakan dengan sesuatu yang abstrak pula yaitu suatu prestasi atau cita-cita.
c. Personifikasi
Personifikasi atau penginsanan merupakan salah satu majas untuk menggambarkan sesuatu yang tak bernyawa (inanimate) disamakan dengan sesuatu yang bernyawa (animate) yang dapat bergerak, berbuat, berpikir sebagaimana layaknya manusia. Personifikasi yang terdapat dalam lirik lagu “Armada Masa Depan” dapat diamati pada kutipan berikut.
(36)Bergulirnya waktu hanyalah pemakan usia (15)
Pada kutipan di atas, pencipta lagu memanfaatkan majas personifikasi bahwa waktu sebagai unsur tak bernyawa yang dianggap seperti atau disamakan dengan suatu makhlu yang bernyawa. Dalam hal ini makhluk yang bisa memakan. .
E. PENUTUP
Demikianlah analisis lagu “Armada Masa Depan” dari Ada Band secara tekstual dan kontekstual. Secara tekstual, lirik lagu tersebut dapat dilihat dari unsur di dalam lagu itu sendiri. Secara kontekstual, lagu tersebut memiliki unsur sosial dan kultural jika dihubungkan dengan dunia luar.
Dalam lagu tersebut tidak jelas disebutkan unsur persona bagi siapa lagu itu diciptakan (nama referen). Namun bisa dilihat secara jelas bahwa lagu tersebut diperuntukkan bagi siapa saja yang menikmati lagu itu tanpa kecuali.
Kekuaan lirik lagu “Armada Masa Depan” terletak pada pilihan kata-katanya yang mempesona, indah dan mengandung pesan serta semangat. Kata-katanya mengandung majas metafora dan personifikasi. Unsur-unsur keindahan dalam lagu tersebut memberikan kesan keindahan tersendiri dan menjadi daya tarik utama kepada pendengar.
F. DAFTAR PUSTAKA
Budi Setiawan. 2006. Analisis Wacana.
Eva Dwi Kurniawan. 2008. Analisis Lirik Lagu Aku dan Bintang Karya Ariel Peterpan. Dalam http://www.kritiksastra.blogspot/analisis-lirik-lagu-aku-dan-bintang/. Diakses tanggal 3 Oktober 2009.
Kridalaksana, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana.
________. 2004. Analisis Wacana.
Makasih ya mbak. Semua teman-teman saya kopas tugas ini.
BalasHapus